Langsung ke konten utama

Mahasiswa Asal Malalak Lolos ITB, Warga Sambut dengan Bangga

 


Malalak, Agam  Seorang siswa asal Nagari Malalak, Kabupaten Agam, berhasil menorehkan prestasi membanggakan setelah dinyatakan lolos masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025.

Mahasiswa bernama Rafli Andika, lulusan SMA Negeri 1 Malalak, diterima di Program Studi Teknik Geofisika, salah satu jurusan unggulan di kampus ternama tersebut.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa diterima di ITB. Ini adalah mimpi sejak lama, dan saya bertekad untuk membuktikan bahwa anak dari daerah juga mampu bersaing di tingkat nasional,” ungkap Rafli saat ditemui di rumahnya, Selasa (17/6).

Menurut informasi dari pihak sekolah, Rafli merupakan siswa yang konsisten berprestasi sejak duduk di bangku kelas X. Ia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan akademik maupun organisasi, dan memiliki semangat belajar yang tinggi meskipun berasal dari wilayah dengan akses teknologi yang terbatas.

Kepala SMA Negeri 1 Malalak, Ibu Desmawati, S.Pd., mengaku bangga atas capaian Rafli.

“Prestasi Rafli menjadi bukti bahwa dengan semangat dan ketekunan, siswa dari pelosok pun bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik. Kami berharap hal ini menjadi motivasi bagi siswa-siswa lain di Malalak,” ujarnya.

Kabar diterimanya Rafli di ITB langsung menyebar di lingkungan masyarakat Malalak. Banyak warga yang mengucapkan selamat melalui media sosial maupun langsung ke rumah Rafli. Bahkan beberapa tokoh masyarakat mulai menginisiasi dukungan dana untuk membantu keberangkatan dan kebutuhan awal Rafli selama kuliah di Bandung.

Dari Kampung ke Kampus Impian

Rafli mengaku ingin suatu hari nanti kembali ke Sumatera Barat setelah menyelesaikan pendidikan. Ia bercita-cita menjadi ahli geofisika yang bisa berkontribusi dalam pengembangan sumber daya alam dan pemetaan potensi kebencanaan di daerahnya.

“Saya ingin ilmu saya bisa bermanfaat untuk nagari. Ini baru langkah awal,” tambahnya.

Dengan prestasi ini, Rafli menjadi inspirasi baru bagi pemuda-pemudi Malalak, bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

                                                       Litera Suara Komunitas Peneliti Muda  Litera" berasal dari kata "Literasi" dan " Literatur ". Nama ini menekankan pentingnya literasi ilmiah dan kemampuan membaca, menulis, serta berpikir kritis yang merupakan dasar dari kegiatan penelitian. Selain itu, kata “ literatur ” juga sering digunakan dalam dunia riset sebagai rujukan utama untuk studi pustaka atau referensi. Simpel, mudah diingat, dan bernuansa akademik:  "LITERA" terdengar profesional tapi tetap ringan dan familiar di telinga mahasiswa atau pemuda, sehingga cocok digunakan sebagai nama media komunitas yang bergerak di bidang ilmiah.  Media komunitas LITERA menyasar segmen audiens yang spesifik namun strategis, yaitu mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam komunitas akademik dan memiliki minat terhadap kegiatan penelit...

Membangun fondasi literasi yang kuat untuk masa depan

Angka-angka berbicara, dan kali ini, mereka membunyikan alarm darurat literasi di Indonesia. Di tengah gemuruh era digital dan limpahan informasi, fakta miris menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat kita, khususnya anak-anak, masih terpuruk di titik terendah. Kondisi ini, jika dibiarkan, berpotensi menjadi penghambat utama kemajuan bangsa di masa depan. Menurut data UNESCO, minat membaca di Indonesia hanya mencapai 0,001%. Angka ini berarti jika di analogikan, dari setiap seribu orang Indonesia, hanya satu yang memiliki minat baca. Sebuah riset dari Central Connecticut State University pada Maret 2016 bahkan menempatkan Indonesia di posisi ke-60 dari 61 negara dalam hal minat membaca, hanya selangkah di atas negara Botswana. Ini adalah ironi besar bagi negara dengan kekayaan budaya dan potensi yang melimpah ruah. Konsep literasi saat ini telah berkembang jauh melampaui sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi modern mencakup kapasitas untuk memahami informasi, berpikir kritis...
 Urgensi, Tantangan, dan Strategi Penguatan Literasi Media di Era Digital   Literasi media menjadi kompetensi esensial di era digital yang ditandai dengan arus informasi yang deras dan cepat. Kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan konten media secara kritis merupakan syarat utama untuk menjadi warga digital yang bijak dan bertanggung jawab. Artikel ini membahas urgensi literasi media dalam kehidupan masyarakat modern, tantangan yang dihadapi dalam penerapannya, serta strategi yang dapat dilakukan untuk memperkuat kapasitas literasi media, terutama di kalangan generasi muda. Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara manusia mengakses dan memproduksi informasi. Internet, media sosial, dan berbagai platform digital memungkinkan pertukaran informasi berlangsung secara instan tanpa batasan geografis. Di tengah kemudahan tersebut, muncul tantangan serius berupa misinformasi, disinformasi, hoaks...