Pasaman Barat, – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Balitbang Provinsi Sumatera Barat tengah mengembangkan penelitian inovatif pemanfaatan air dari batang kelapa sawit replanting untuk diolah menjadi gula merah.
Penelitian ini dilakukan sejak tahun 2023 di dua kejorongan di Kecamatan Sungai Aur, sebagai bagian dari program pemanfaatan limbah pertanian yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. Inovasi ini muncul dari banyaknya batang sawit yang ditebang dalam proses replanting, yang sebelumnya dianggap limbah tak berguna.
Menurut tim peneliti, satu batang kelapa sawit yang ditebang dapat menghasilkan air hingga 10 liter dalam sehari, yang kemudian diproses melalui teknik pemanasan tradisional menjadi gula merah. Dari setiap 10 liter air, bisa dihasilkan sekitar dua kilogram gula merah jika proses fermentasi dan pengolahan berjalan optimal.
Meski demikian, proses ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kualitas air batang sawit yang cepat berubah jika tidak segera diproses. Selain itu, waktu panen air yang cukup lama, yakni sekitar delapan jam per batang, juga menjadi kendala dalam produksi skala besar.
“Kami masih dalam tahap riset lanjutan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas produksi. Tapi potensi ekonomi dari inovasi ini sangat besar, terutama bagi petani sawit,” ujar salah satu peneliti BRIN di lokasi penelitian.
Bupati Pasaman Barat menyambut baik langkah tersebut dan berharap penelitian ini dapat menjadi contoh pengembangan ekonomi kreatif di sektor pertanian. “Jika berhasil dikembangkan, ini akan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat, sekaligus bentuk pemanfaatan limbah yang berkelanjutan,” katanya.
Selain nilai ekonomi, penelitian ini juga dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inovasi dalam mengelola hasil pertanian secara lebih efisien dan ramah lingkungan.
Penelitian ini masih terus berlanjut dengan melibatkan kelompok tani lokal dan dukungan pemerintah daerah. Diharapkan, ke depan teknologi ini dapat diterapkan secara luas di daerah lain yang memiliki perkebunan sawit dan menghadapi tantangan limbah batang yang sama.
Komentar
Posting Komentar